Description
Blurb:
Hidup ini bukan hanya bagai sebuah roda berputar, melainkan juga bagai air mengalir. Mengalir menghilir dari mata air menuju muara di mulut samudra. Ya, bagai aliran sungai. Awalnya di tempat tinggi meluncur deras, kadang berkelok berliku, melintasi bebatuan, bahkan kadang melewati turunan terjal tajam hingga membentuk air terjun curam. Namun, air tetap saja mengalir.
Ada kala manusia harus menderita kesakitan, penerima hinaan, cacian, bahkan relasi antarkeluarga pun retak tak harmonis apalagi manis. Ada serasa pisau tipis mengiris. Nah, berbagai permasalahan dalam kehidupan tersebut dikemas manis dalam antologi puisi ini.
Serpihan Selimut Malam mengisahkan suka duka anak manusia. Adakah kita dengar isak tangis dan jerit ringis mereka? Mari simak saja ….l