Description
Blurb:
Ini adalah Ramadan yang kedua, yang harus kulalui di rumah sakit yang sama dengan tiga tahun lalu. Mengapa semua terjadi pada bulan Ramadan? Biasanya ia datang membawa kebahagiaan. Namun, kali ini sepertinya lebih banyak air mata.
“A-aku tuntun salat, ya.” Kubisikan bacaan salat di telingamu. Terlihat bibirmu seperti sedang membaca. Aku sangat yakin kau mengikuti semua yang kubisikan.
Kudekatkan bibir ini di telingamu lalu kebisikan satu kalimat perpisahan. “A, kalau Aa capek Teteh ikhlas. Aa tidak perlu khawatir dengan Teteh dan Mama….” Air mata jatuh deras dipipiku.
~Ramadan Kelabu- Eka Safnawati~