Description
Blurb:
Abi, 32 tahun, terlahir dengan berdarah Minang dan dibesarkan di daerah pesisir pantai Sumatera Barat, Pariaman. Selepas kepergian sang Ayah, sosok Amak menjadi tulang punggung keluarga. Hidup bersama Makdang adalah jawaban agar tetap bisa melanjutkan pendidikan dan cita-cita. Hal ini juga tidak terlepas dari peran seorang mamak di Minangkabau seperti kata pepatah “Kaluak Paku kacang Balimbiang, tampuruang lenggang-lenggokan, anak dipangku kamanakan dibimbiang urang kampuang dipatenggangkan.”
Perjodohan dengan anak mamak (Laila), bukanlah solusi dalam menjawab setiap pertanyaan Amak perihal pernikahan. Pernikahan yang diinginkan oleh Makdang dan keluarga besar kami, untuk mempererat hubungan silaturrahmi yang sudah ada. Pulang kabako konon katanya adalah pernikahan yang ideal di Minangkabau.
Lalu, bagaimana dengan Ismi? Rekan dokter yang berasal dari bumi Sriwijaya yang mulai saya cintai.
Sebuah novel perjodohan dari Ranah Minang sekaligus menjawab eksistensi tradisi “babali” di Pariaman.