Riset untuk Menulis Novel, Apa Saja?
Tahukah kamu jika novel-novel yang best seller adalah novel yang tidak asal ditulis dengan imajinasi saja, tetapi juga dibutuhkan data dan riset. Jadi, buat kamu yang ingin memiliki novel yang tidak sekedar, penting sekali mengetahui cara riset untuk novel.
Membicarakan tentang cara riset untuk novel, ternyata setiap penulis memiliki cara dan triknya sendiri-sendiri. lantas, apa saja sih langkah atau poin yang perlu diperhatikan? Simak ulasan berikut
1. Ketahui jenis, genre hingga segmen pembaca.
Cara riset untuk novel yang pertama adalah memahami konteks yang akan ditulis. Jadi, buat penulis novel pemula, juga harus tahu tentang pernovelan. Setelah menentukan jenis novel seperti apa, maka akan mudah dalam melakukan riset.
2. Temukan perbedaan fakta dan imajinasi.
Novel yang bagus adalah novel yang mampu menggabungkan fakta dan imajinasi menjadi satu. Jadi, antara fakta dan imajinasi tidak perlu dibatasi atau lebih tepatnya, jangan terlalu memusingkan novel kamu kamu fakta atau imajinasi.
Novel yang terlalu terpaku justru dapat menimbulkan stagnan dan membosankan. Biarkan mengalir dan membaur antara fakta dan imajinasi.
3. Mengenali Metode Riset.
Membicarakan cara riset untuk novel memang ada beberapa cara yang bisa dicoba. Ada yang bisa dilakukan secara kuesioner, riset grup dan survey. Tentu saja setiap penulis memiliki tingkat kenyamanan dan kesenangan dalam melakukan riset.
Dari ketiga pilihan tersebut, ternyata banyak penulis yang lebih senang menggunakan metode riset observasi.
4. Ketahui latar belakang tempat.
Riset sangat penting untuk menciptakan suasana pada cerita, sehingga pembaca seolah-olah ikut berada di latar belakang tempat yang kamu tulis. Hal, ini menambah poin penting untuk membuat cerita kamu terasa ‘nyata’. Tentu cerita yang kamu buat sedetail mungkin akan membekas di hati pembaca.
Riset tak hanya menambah pengetahuan penulis, tapi juga menambah wawasan si pembaca, loh.
5. Tulis karakter tokoh dengan detail.
Nah, ini juga penting. Ciptakan karakter tokoh yang sedemikian rupa dengan karakter di kehidupan nyata, tetap selaraskan dengan logika, yah. Pembaca akan ikut hanyut pada perasaan tokoh yang kamu ciptakan. Jangan menciptakan karakter tokoh yang terlalu ‘sempurna’ hal ini akan berdampak tokoh kamu mengalami cacat logika.
Sumber: Dari berbagai sumber lainnya