3 Macam Penyakit Penulis dan Cara Mengatasinya

Menulis tak hanya sekedar hobi atau pelepasan energi negatif melalui sebuah tulisan. Namun, lebih dari itu ternyata menulis yang dilakukan secara berlebihan akan menimbulkan penyakit bagi si penulis itu sendiri. Perlu digarisbawahi bahwa menulis tak hanya berpatokan pada skill semata, akan tetapi memerlukan semangat dan mental baja, nah berikut ini beberapa penyakit penulis dan cara mengatasinya yang MinWa rangkum dalam artikel ini.

1. Colygraphia

Biasa disebut dengan writer’s block yang terjadi ketika kamu sedang kesulitan menemukan ide, bahkan tidak ada satu kalimat pun yang bisa kamu tuangkan ke dalam tulisan. Kamu bisa istirahat sejenak dari menulis dengan melakukan hal-hal lain, misalnya jalan-jalan dan luangkan waktu untuk dirimu sendiri, berolahraga, nonton film, baca buku atau kegiatan favoritmu yang lain.

2. Typomania

Atau biasa disebut dengan writer’s obsession, yaitu obsesi menggebu-gebu untuk menerbitkan karyamu sendiri, sehingga menjadi lebih emosional ketika ternyata karyamu ditolak oleh penerbit impianmu yang harus kamu lakukan adalah pahami bahwa kegagalan adalah jalan keberhasilan yang tertunda dan latihlah kesabaran saat harus melakukan revisi berulang kali.

3. Mogigraphia

Atau biasa disebut writer’s cramp, yaitu nyeri pada tangan karena terlalu banyak menulis dan memaksakan diri untuk menyelesaikan diri untuk menyelesaikan naskah secepatnya. Cobalah untuk merendam tangan dengan air hangat, melatih tangan dengan menggunakan squishy dan lakukan peregangan tangan setiap 20 menit sekali saat menulis.

Dan yang terakhir adalah mudah menyerah.

“Begitu banyak orang yang menginginkan kemenangan. Tapi sedikit yang siap akan kekalahan.”

Ada yang wajib dimiliki seorang penulis selain skill semata. Mental tahan banting. Bagaimana rasanya setelah menunggu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk sebuah pengumuman penting dan ternyata yang didapat hanya kekalahan?

DOWN! Sangat manusiawi ketika kita merasa down dan berkeluh atas kekalahan dan rasanya nggak mungkin melenyapkan sifat manusia ini.

Saya pernah membaca sebuah kalimat motivasi : Mengeluh, Menyerah, Bangkit. Tiga frase kata ini pasti dialami oleh setiap ‘pecundang’ dan ini sangat normal. Namun, yang perlu digarisbawahi ialah bagaimana caranya frase ‘Mengeluh’ dan ‘Menyerah’ hanya bertahan singkat, tidak sampai menggerogoti energi semangat yang tersimpan di dalam diri kita. Cukuplah sehari menyerah, esoknya bangkit dan juara!

Sumber: Dari berbagai sumber lainnya