Mengapa kita merasa diksi kita jelek?
Memang apa, sih artinya diksi?
Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan) Jadi, saat kita memilih sebuah kata dari kata lainnya, itulah diksi.
Jadi, tugas penulis adalah memilih diksi sesuai untuk novelnya.
Diksi-diksi ini yang akan disusun menjadi frasa/kalimat.
Adapun syarat ketepatan diksi adalah sebagai berikut.
1.Dapat memperlihatkan perbedaan kata-kata yang memiliki ejaannya mirip
2. Bijak dalam hal penggunaan kata bermakna konotasi dan denotasi.
3. Cermat dalam penggunaan kata bersinonim atau kata-kata yang mempunyai kedekatan makna.
4. Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis.
5. Menekankan konsistensi berdasarkan pemilihan kata yang sudah ditentukan.
6. Dapat membedakan kata khusus dan umum.
Tujuan Diksi
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tujuan utama dari diksi adalah untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu. Namun, di samping tujuan utama tersebut penerapan diksi juga dilakukan untuk mencegah ambiguitas. Dengan diksi yang tepat hal tersebut akan lebih terminimalisir.
Selain itu, tujuan diksi yang lain yaitu bisa menimbulkan kesan yang lebih halus, sopan, tegas, dan sebagainya pada tulisan. Sehingga, penulis bisa menunjukkan perasaan dan karakternya melalui pemilihan diksi.
Fungis Diksi
Adapun dalam sebuah tulisan, fungsi diksi adalah sebagai berikut.
1.Mencegah perbedaan penafsiran.
2. Mempermudah pemahaman dan mencegah salah pemahaman.
3. Menciptakan komunikasi yang efisien dan efektif.
4. Menyiratkan gaya ekspresi gagasan dari penulis.
5. Memperkuat suasana yang ingin dimunculkan dalam tulisan atau pembicaraan.
6. Membuat orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra menjadi lebih paham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
7. Menunjukkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal.
Jenis Diksi Berdasarkan Makna
Berbagai macam diksi tersebut bisa digolongkan berdasarkan dua hal, yaitu berdasarkan pada makna dan juga secara leksikal.
Berdasarkan pada maknanya, diksi terdiri atas dua. Kedua golongan diksi tersebut antara lain diksi bermakna denotatif dan diksi bermakna konotatif. Berikut penjelasan mengenai diksi denotatif dan diksi konotatif.
- Diksi Bermakna Denotatif
Diksi bermakna denotatif artinya pemilihan kata dalam suatu kalimat atau paragraf menunjukkan makna sebenarnya (bukan makna kiasan).
- Diksi Bermakna Konotatif
Diksi bermakna konotatif artinya pemilihan kata dalam suatu kalimat atau paragraf menunjukkan makna yang tidak sebenarnya (makna kiasan).
Nah, setelah kamu paham apa itu diksi, fungsi serta tujuannya. Kamu harus tahu kesalahan menilai diksi sendiri.
Banyak penulis berpikir, diksi tidak puitis artinya jelek.
Menulis novel tidak harus berbahasa puitis. Tidak harus punya rima.
Jika bisa disampaikan dengan bahasa sederhana, juga tidak mengapa. Berikut hal yang harus diperhatikan untuk menulis diksi kamu!
- Memakai diksi tidak umum.
Memakai diksi tidak umum. (Misal: Abur daripada boros) boles saja. Namun, jika terlalu banyak, khawatir akan membuat pembaca tidak menikmati alur cerita dan sibuk buka EYD.
- Setiap genre novel spesial.
Genre novel biasanya memiliki ciri khas tersendiri.
Baik di alur, karakterisasi, maupun diksi. Jadi, perhatikan novel yang mau kita buat, sebelum memutuskan diksinya.
- Membaca dan Tesaurus.
Cara paling mudah untuk menambah kosakata adalah membaca. Tesaurus bisa dipakai kalau ingin mencari padanan kata agar tidak bosen.
- Sering latihan.
Makin kita sering latihan, makin lihai dan cepat kita memilih diksi.
Apa pun bidang yang kita tekuni, jam terbang menentukan!
Sunber: m.kapanlagi.com/plus/diksi-adalah-pilihan-kata-dalam-penulisan-pahami-fungsi-dan-jenis-jenisnya- dan berbagai sumber lainnya