Dalam bahasa Indonesia, penggunaan tanda baca menjadi satu hal yang harus diperhatikan. Tanda baca dapat mempengaruhi konteks atau pemaknaan kalimat dan pelafalannya.
Salah satu contoh tanda baca yang cukup sering digunakan ialah tanda elipsis. Menurut Agustinus Gereda dalam buku Keterampilan Berbahasa Indonesia: Menggunakan Bahasa Indonesia secara Baik dan Benar (2020), tanda elipsis disimbolkan dengan ( … ) atau tanda titik yang berjumlah tiga buah.
Fungsi tanda baca elipsis digunakan untuk menandai kalimat yang terputus atau bagian kalimat yang dihilangkan. Tanda baca ini membantu penulis atau penutur bahasa untuk menggunakan kalimat yang tidak harus ditulis atau diucapkan secara penuh karena terlalu panjang.
Berikut Penggunaan Elipsis (…) dalam Tulisan.
Pertama, tanda Elipsis digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu kalimat ada sesuatu yang dihilangkan.
Misal:
1. “Dia adalah … ah, nanti aku lanjutkan penjelasannya, ya!”
2. Presiden Indonesia yang kelima yaitu ….
Kedua, tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
Misal:
1. “Aku sebenarnya … ah, sudahlah. Bukankah kamu tak menginginkan jawaban itu, ‘kan.” Ocha menggantung kalimatnya pada Kim Seokjin.
2. “Ocha kamu sangat cantik, jika saja aku bisa membuatmu tersenyum dan ….” Ucapan Kim Seokjin terhenti tatkala seseorang yang telah dirindukan hadir tepat disebelahnya.
CATATAN:
1. Penulisan elipsis diawali dan diakhiri dengan spasi.
2. Jika elipsis ada di akhir kalimat, maka ditambah lagi satu titik (jadi empat titik).
Sumber : PUEBI Daring dan berbagai sumber lainnya.